Senin, 21 Mei 2012

CARA CERDAS BUATAN


2.1 Kecerdasan Buatan
                Kecerdasan buatan adalah ide-ide untuk membuat suatu perangkat lunak komputer yang memiliki kecerdasan sehingga perangkat lunak komputer tersebut dapat melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh oleh manusia. Adapun pekerjaan itu adalah berupa konsultasi yang dapat memberikan suatu informasi berupa saran yang akan sangat berguna.
                Kecerdasan buatan memungkinkan komputer untuk berfikir dengan cara menyederhanakan program. Dengan cara ini, kecerdasan buatan dapat menirukan proses DASAR TEORI
Pada bab ini akan dibahas beberapa teori penunjang yang berhubungan dengan pokok pembahasan dalam tugas akhir ini yang secara garis besar berisi tentang kecerdasan buatan, sistem pakar, penyakit Hepatitis dan PHP.
belajar manusia sehingga informasi baru dapa diserap dan digunakan sebagai acuan di masa-masa mendatang.
                Kecerdasan atau kepandaian itu didapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, untuk itu agar perangkat lunak yang dikembangkan dapat mempunyai kecerdasan maka perangkat lunak tersebut harus diberi suatu pengetahuan dan kemampuan untuk menalar dari pengetahuan yang telah didapat dalam menemukan solusi atau kesimpulan layaknya seorang pakar dalam bidang tertentu yang bersifat spesifik.
                Kecerdasan buatan menawarkan media uji teori kecerdasan. Teori ini dapat dinyatakan dalam bahasa program komputer dan dibuktikan melalui eksekusinya pada komputer nyata.
2.2 Sistem Pakar
Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktifitas 7 para pakar sebagai asisten berpengalaman dan mempunyai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.
Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu oleh lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
2.2.1 Modul Penyusun system pakar
         Menurut Staugaard (1987) suatu system pakar disususn oleh tiga modul utama yaitu : Sumber : [3]
1.         Modul penerimaan pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode)
         Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan utuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara sistem pakar dengan pakarnya.
2.         Modul konsultasi (consultation Mode)
         Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan system dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
3.         Modul penjelasan (Explanation Mode)
         Modul ini menjelaskan proses pengambilan kputusan oleh sistem (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh)
2.2.2           Struktur Sistem Pakar
Komponen utama pada system pakar menurut hu et all (1987) meliputi : Sumber : [3]
1.  Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru yang sudah diketahui.





Perbedaan antara fakta dan aturan dapat dilihat pada contoh berikut:
R1:         IF p AND q THEN r                            à            aturan (rule)
                p, q, r                                                      à            fakta, di mana
             pdan q                                                   à            premis
             r                                                              à            konklusi
2.  Mesin inferensi
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (inexact reasoning). Exact Reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan Inexact Reasoning dilakuakn pada keadaan sebaliknya. Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran. Terdapat tiga teknik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua teknik pengendalian tersebut.
Untuk contoh di atas R1 akan menghasilkan konklusi r dari fakta p dan q. Ketika sebuah aturan diterapkan pada suatu atau beberapa fakta:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar